Ketua JAMAN Sulut Beri Ultimatum Keras ke Caleg Meidi Pontoh Soal Postingan Pabowo dan Emot 2 Jari

Ketua Jaman Sulut, Theo Sagay, meminta PDIP memberikan sanksi tegas ke Meidi Pontoh, soal postingan di Facebook tuai kontroversi.

MNT SULUT — Ketua JAMAN (Jaringan Kemandirian Nasional) Sulut, Theo Sagay, angkat bicara soal postingan Caleg PDIP asal Bolmut, Meidi Pontoh, yang menuai kontroversi.

Dalam postingan akun Facebook Meidi Pontoh, pada Rabu, 14 Februari 2024, bertuliskan “Pabowo somenang, nomor 2 (emot jari) tgl motungu lantik Bowo pePapa ini.no 2 (emot jari) Menang”, menuai polemik.

Read More

Ada yang beranggapan, kalau postingan tersebut, mengarah ke salah satu Paslon di Pilpres nomor urut 2 Prabowo-Gibran.

Padahal, dalam instruksi yang dikeluarkan DPP PDIP, pada 16 Desember 2023, dengan tegas menuliskan, bagi Caleg yang perolehan suaranya tidak linier dengan pasangan Capres dan Cawapres Ganjar-Mahfud, para kadernya akan mendapat sanksi tegas.

Menanggapi hal itu, Theo Sagay menyebut, berdasarkan Surat DPP PDIP jelas, Caleg yang perolehan suara tidak linier saja bermasalah.

Apalagi, katanya, Caleg Meidi Pontoh, jelas-jelas menyatakan selamat kepada lawan Ganjar-Mahmud, yang saat ini masih dalam proses perhitungan di KPU.

Lanjutnya, dilihat dari pernyataan Meidi Pontoh, akun dihack tapi berbanding terbalik dengan pernyataan selanjutnya.

“Bersangkutan menyatakan itu nama anaknya, secara tidak langsung mengakui postingan tersebut, dan jika benar-benar postingan itu tidak mengarah pada ucapan selamat untuk pasangan calon lain kenapa harus dihapus,” ujarnya.

Untuk itu, katanya, pihaknya sebagai Pendukung Ganjar-Mahmud yang diusung oleh PDIP, sangat menyayangkan terkait hal itu.

“Apabila ada Caleg PDIP yang tidak sejalan dengan misi perjuangan ini, bagaimana kami pihak eksternal partai sudah berjuang bersusah payah. Sementara, kadernya sendiri ternyata tidak sejalan. Sungguh sangat miris dan memalukan nilai-nilai dan asas perjuangan yang telah dibangun bersama,” ujarnya.

Dia berharap, pimpinan PDIP harus tegas dan adil dalam menempatkan kadernya sendiri, jangan menimbulkan pemikiran liar dari eksternal partai.

“Sehingga, apabila ada Caleg yang seperti ini harus ditindak tegas berdasarkan mekanisme partai, belum apa-apa sudah menjadi pengkhianat,” ujarnya.

Terpisah, menurut Meidi Pontoh, kala itu, dia bersama anak bungsunya bernama Bowo, sedang menonton televisi.

Kemudian, anak bungsunya tersebut, langsung dengan spontan menjawab kalau pasangan salah satu capres Prabowo-Gibran sudah menang pada hasil hitung cepat yang disiarkan di televisi.

“Bowo langsung gara pakita paBowo somenang no2 tgl motungu Bowo pepapa menang (Bowo (anak bungsu, red bercanda ke saya PaBowo sudah menang nomor 2, tinggal menunggu saya menang). Jadi, artinya postingan yang dimaksud bagi anak saya Bowo. Pribadinya mengatakan bahwa nomor 2 itu sudah menang tinggal motungu pabowo pe papa,bertepatan no urut saya 2 juga,” ujar Meidi Pontoh, kepada Teras Gorontalo Minggu, 25 Februari 2024.

Dirinya mengaku, ada oknum tertentu sengaja menggiring postingan Facebook miliknya itu.

“Saya tahu juga ada oknum yang ingin menyebarkan berita ini (postingan). Pada dasarnya, saya ingin membersarkan partai yang saya naungi saat ini (PDIP),” ujarnya. (budyanto hamjah)

http://mnt.co.id/wp-content/uploads/2024/09/99whatsapp-image-20240825-at-131041jpeg.jpg