RAKYAT tidak bodoh. Inilah pesan paling pas untuk menjelaskan mulainya tahapan di Pilkada serentak di Kota Kotamobagu 2024. Rakyat sadar betul bahwa saat ini rakyat sebagai pemegang Kedaulatan Politik sedang dirayu oleh ( Calon ) elite sebagai pemegang kewenangannya. Tidak ada ceritanya pemegang kewenangan bisa berbuat semaunya kepada pemegang kedaulatan, tidak ada ceritanya rakyat didikte aktivis kampanye dalam Pilkada serentak di Kota Kotamobagu.
Orang yang hendak diberi kewenangan harus menunjukkan kemampuannya didepan rakyat sebagai pemilik Kedaulatan. Artinya para calon harus teruji benar di depan konstituennya (Weaver 1986). Orang/figur atau Calon yang ingin menjadi Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Kota Kotamobagu adalah mereka sebagai kader Partai Politik atau mereka yang di luar Partai Politik tapi memiliki kapasitas dan kualitas yang menduduki ranking 1 (satu) dari penilaian masyarakat pemilih.
Kota Kotamobagu saat ini sedang menantikan siapa saja nanti kandidat Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota yang akan bertarung di Pilkada Serentak Tahun 2024. Dalam amatan saya sejauh sampai hari ini yang sudah berani mempublikasikan Balon Walikota Kotamobagu tahun 2024 baru Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung dr Weni Gaib dan Partai Nasional Demokrat mengusung Meiddy Makalalag, ST. Partai lain belum menentukan sikap atau dukungannya termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pemilik 9 kursi di DPRD Kota Kotamobagu. Koalisi partai juga masih sangat terbuka untuk dibangun oleh para Pimpinan Partai ditingkat Pusat.
Sedikit menarik perhatian masyarakat Kotamobagu adalah disaat PDI Perjuangan belum menentukan siapa Balon Walikotanya namun Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Kotamobagu sudah duluan diusung oleh Partai lain. Mengapa ini menarik…??, oleh karena sesuatu yang tidak lazim meskipun sah-sah saja dalam dunia politik. Biarlah akan akan menjadi konsumsi publik untuk melihat sejauh mana nanti rakyat akan memberikan penilaiannya dan dukungannya kepada semua kandidat yang akan bertarung nanti.
Dampak dari kejutan-kejutan politik menjelang pendaftaran oleh KPUD Kota Kotamobagu semakin memperjelas mana manuver politik dan mana hanya sekedar akrobatik politik dihadapan rakyat sebagai pemilik kedaulatan. Rakyat tidak butuh akrobatik karena rakyat pun juga sudah bosan dengan perlakuan kepada rakyat selama ini, bahwa rakyat selalu ditempatkan sebagai pihak yang bodoh dan agar selalu bisa dibodoh-bodohi.
Secara empirik, tampak bahwa rasionalitas rakyat akhir-akhir ini berusaha dibelokkan oleh Elite Partai secara terstruktur. Fakta dimana elite Partai Pengusung secara terang benderang dan telanjang terjadi di Kota Kotamobagu mendukung yang bukan kader Partainya sendiri, tetapi justru mendukung Calon yang secara kepartaian berbeda. Praktek ini adalah sangat tidak mendidik kepada masyarakat sebagai mana amanat Undang-Undang Nomor 02 tentang Partai Politik yang isinya antara lain mengamanatkan pendidikan dan pencerahan Politik kepada rakyat merupakan tanggungjawab Partai Politik disamping Pemerintah dan masyarakat itu sendiri.
Upaya yang dilakukan oleh Calon dan Elite Politik yang berada dibelakangnya dengan praktek menghalalkan segala cara akan mendapat perhatian dari rakyat sebagai pemilik Kedaulatan, yang pasti Rakyat tidak akan memberi tempat dihati nurani rakyat bagi Calon yang tidak berkualitas.
Rakyat tidak acuh dengan hiruk pikuk Pilkada Kota Kotamobagu yang saat ini sudah akan masuk tahapan pendaftaran Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota 2024. Rakyat sadar bahwa pesta Demokrasi lima tahunan ini harus dimanfaatkan sebaik- baiknya untuk berinteraksi dengan para Balon Walikota dan Wakil Walikota sebagai pemimpin Kota Kotamobagu kedepan, dengan cara menghadiri setiap momen pertemuan dengan para Balon yang menawarkan Visi Misi dan Program.
Dengan mengetahui Visi Misi dan Program, rakyat mudah menentukan pilihannya. Ruang Sosialisasi yang dilakukan oleh semua kandidat Balon tidak sekedar dijadikan unjuk kekuatan massa tetapi dapat dijadikan sebagai tempat untuk pencerahan dan pencerdasan politik kepada masyarakat. Rakyat sudah cerdas untuk menentukan pilihannya pada Pilkada Serentak nanti di Kota Kotamobagu 2024. Pemimpin Kota Kotamobagu 5 Tahun kedepan merupakan harapan masyarakat Kota Kotamobagu untuk mewujudkan cita-cita perubahan menuju kearah yang lebih maju sekarang dan dimasa depan.
Rakyat Kota Kotamobagu benar-benar menginginkan perubahan kearah yang lebih maju walaupun Pemerintahan sebelumnya sudah juga berbuat yang terbaik, namun yang diinginkan oleh rakyat tentu yang lebih baik dan lebih maju. Arah kebijakan pembangunan berkelanjutan akan terus di evaluasi sehingga segala kekurangan dapat dibenahi selama kurun periodesasi jabatan Walikota dan Wakil Walikota.
Capaian pembangunan serta tata kelolah pemerintahan maupun keuangan Kota Kotamobagu dibandingkan dengan Daerah lain di Bolaang Mongondow Raya (BMR), suatu fakta yang tidak terbantahkan dengan salah satu indikator adalah 10(sepuluh) Tahun berturut-turut opini BPK-RI, Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), selain itu adalah bagaimana sarana infrastruktur Kota Kotamobagu menjadi prioritas pembangunan terutama akses jalan perkebunan yang menopang perekonomian masyarakat.
Keinginan Rakyat perihal kemajuan Kota Kotamobagu kedepan hanya bisa terwujud pada saat Pilkada Serentak 2024 dan terjadi pergantian kepemimpinan di Kota Kotamobagu. Kontestasi Pilkada Kota Kotamobagu masyarakat menaruh harapan besar kepada para Bacalon Walikota dan Wakil Walikota untuk dapat membawa mandat perubahan kearah yang lebih maju dari sekarang ini.
Sejak tahapan Pilkada Serentak Kota Kotamobagu digulirkan, para Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota terus mendatangi arus bawah alias akar rumput (grassroots) semakin menunjukkan persaingan sehat dengan tetap saling menghormati dan menghargai kegiatan sosialisasi dari masing-masing kandidat baik kandidat Balon
Walikota maupun kandidat Balon Wakil Walikota. Sungguh damai dan belum ada kasus saling jegal diantara pendukung. Stabilitas yang kondusif tentunya diharapkan bisa dipertahankan sampai hari “H” pencoblosan sampai pasca pencoblosan dan penetapan pemenang.
Perbedaan pilihan ditengah masyarakat diharapkan tidak boleh menjadi fitnah, gontok- gontokan, caci maki, sumpah serapah bahkan memutuskan Silaturahmi diantara sesama anak Bangsa, karena Demokrasi itu sendiri pasti akan melahirkan perbedaan. Sikap pemilih ketika sudah menentukan pilihan jangan sampai dimanfaatkan oleh sekelompok atau segelintir orang untuk kepentingannya sendiri atau kelompoknya dan bisa berujung pada kegaduhan politik di Kota Kotamobagu. Berpolitik yang santun tanpa menghujat dan fitnah dalam menggunakan haknya adalah sesuatu perbuatan mulia.
Adagium tentang Vox populi vox dei (suara rakyat adalah suara Tuhan) dimomen Pilkada menjadi sensitive dan sangat diwaspadai oleh para kandidat, hal ini tidaklah berlebihan oleh karena konstitusi kita sudah mengamanatkan bahwa kedaulatan ada ditangan rakyat. Belas kasih bujukan dan rayuan dilancarkan kepada konstituen untuk berpihak dan memilihnya, tetapi ingat wahai Politisi Rakyat tidak bodoh lagi , Rakyat tidak bodoh dalam mengeksekusi siapa calon yang berkualitas diantara mereka, Rakyat tidak bodoh untuk menghakimi Calon Pemimpin semoga Pilkada Kota Kotamobagu Damai, aman dan sukses. ***